Halo guyss, apa kabar? Kalian pecinta kuliner pasti tertarik dengan makanan makanan yang menantang bukan? Inilah makanan makanan manado yang menantang?
Manado merupakan salah satu kota yang mendapat julukan surganya kuliner. Pasalnya di Manado ditemui berbagi makanan khas dengan rasa pedas bumbu yang menggoda selera.
Untuk kalian pecinta wisata kuliner harus nya merasa tertantang dengan makanan makanan manado yang menantang ini, makanan khas manado sudah terkenal dimana mana. Yuk kita bahas tentang makanan makanan khas manado
• Pampis
Pampis adalah salah satu masakan tradisional yang berasal dari Manado – Sulawesi Utara. Sajian ini berupa ikan yang disuwir-suwir dengan bumbu khas Manado.
Bahannya yang mudah di dapatkan dan cara pembuatannya yang tidak memakan waktu banyak dan mudah sudah pasti banyak yang minat. Tak hanya itu rasanya dijamin enak
Bahan bahan nya
– 1 ekor ikan tongkol
– air jeruk nipis
– 2 batang serai, memarkan
– 5 lembar daun jeruk
– 2 lembar daun kunyit, iris halus
– 1 lembar daun pandan, ikat simpul
– 1 rantang daun kemangi petik
– 2 batang daun bawang, iris
– garam dan gula pasir secukupnya
Bumbu halus:
– 20 butir bawang merah
– 8 siung bawang putih
– 20 buah cabai merah keriting
– 25 buah cabai rawit merah
– seruas kunyit
– seruas jahe
Cara pembuatannya sangat mudah
– Bersihkan ikan, beri garam dan air jeruk nipis. Diamkan sebentar, kukus sampai matang. Suwir-suwir / di buat menjadi kecil kecil dagingnya. Sisihkan
– Tumis bumbu halus bersamaan dengan bumbu daun. Beri garam dan gula secukupnya
– Masukkan ikan, aduk rata sampai bumbu meresap
– Sebelum diangkat masukkan kemangi. Aduk sebentar. Sajikan.
Mudah bukan? tak hanya itu masakan manado yang menantang
• Ikan woku
Woku Ikan Manado adalah suatu masakan khas kota Manado, provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Makanan ini adalah campuran dari ikan, kepiting, telur ikan, udang, cumi atau ayam
Ikan woku terbagi menjadi dua yaitu woku belanga dan woku daun. Masakan woku biasanya di pakai untuk membuat masakan yang berbahan dasar daging. Woku juga merupakan makanan khas manado yang di kenal pedas
Bahan bahan nya
– beberapa potong ikan
– 1 sdm air jeruk nipis
– 6 lembar daun jeruk
– 1 lembar daun pandan, simpul
– 1 tomat potong-potong
– 1 lembar daun kunyit muda, iris halus
– 3 batang daun bawang iris kasar
– 1 batang serai memarkan
– 10 butir cabai rawit merah utuh
– 3 genggam kemangi
– garam
– gula
– air secukupnya
Bumbu halus:
– 10 butir bawang merah
– 4 siung bawang putih
– 5 cabai merah kriting
– 10 cabai rawit merah
– 1 seruas jempol jahe
– 1 ruas kunyit
Cara pembuatannya
– Bersikah ikan, balur jeruk nipis, garam. Goreng sebentar saja
– Tumis bumbu halus, serai, daun jeruk, kunyit, bawang, pandan, dan cabai rawit utuh hingga harum
– Masukkan ikan, aduk rata, tambah tomat, garam, gula, dan air
– Masak sampai bumbu meresap, cicipi rasa. Sesaat sebelum diangkat beri kemangi.
– Aduk sebentar saja, kemudian angkat dan sajikan
• Cumi bakar bumbu rica rica
Judulnya saja sudah menggiurkan bukan apalagi rasanya sudah pasti lezat, bahan yang sangat di perlukan rica yah baru namanya cumi bakar bumbu rica rica.
Bahan bahannya
- 500 gram cumi-cumi segar
- 2 sendok makan margarin
- 5 buah bawang merah, goreng
- 15 buah cabai merah
- ½ ruas jahe
- 2 batang serai, iris tipis
- 1 buah tomat, cincang
- 2 siung bawang putih, cincang
- 1 buah bawang bombai, cincang
- 1 Buah jeruk nipis, peras ambil airnya
- Garam secukupnya
- Minyak goreng secukupnya
- 2 sendok makan wijen, sangrai
- 2 sendok makan kecap asin
- 1 sendok teh lada halus
- 1 sendok teh minyak wijen
- 1 batang daun bawang, cincang
Cara pembuatannya
- Siapkan cumi-cumi yang hendak anda olah kemudian cuci bersih dengan menggunakan air, kemudian rendam ke dalam air rendaman jeruk nipis selama kurang lebih 20 menit untuk menghilangkan amisnya.
- Setelah waktunya cukup anda siapkan pembakaran atau alat panggangan.
- Setelah beberapa saat mulailah panggang cumi anda di atas panggangan tersebut dengan mengoleskan margarine atau mentega. Jangan lupa juga untuk membolak-balikan cumi anda agar matangnya merata dengan sempurna.
By: Nurnanita s salihi